Cahayapendidikan.com – Penerapan Strategi Literasi Melalui Pembelajaran Tahu Ingin Pelajari.
Kegiatan literasi tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran di setiap lembaga pendidikan. Melalui literasi peserta didik mengenal, memahami, dan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya di bangku sekolah. Penerapan Strategi Literasi Melalui Pembelajaran Tahu Ingin Pelajari.
Keseharian peserta didik, baik di rumah maupun di lingkungan sosialnya tidak dapat lepas dari kegiatan literasi untuk menumbuhkan budi pekerti.
Semula literasi dimaknai sebagai “keberaksaraan”, selanjutnya dimaknai “melek” atau “keterpahaman”. Sehingga “melek baca dan tulis” dijadikan sebagai pangkal tolak pembelajaran. Karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai pengetahuan.
Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI. Meliputi literasi dasar yaitu bagaimana peserta didik menerapkan keterampilan berliterasi untuk kehidupan sehari-hari. Kompetensi yaitu bagaimana peserta didik menyikapi tantangan yang kompleks. Dan karakter menyangkut bagaimana peserta didik menyikapi perubahan lingkungan mereka.
Mengingat pentingnya penerapan literasi, maka pemerintah menyampaikan perlu adanya Gerakan Literasi Nasional (GLN). Makna dan cakupan literasi dalam Gerakan Literasi Nasional (GLN) meliputi:
Pertama: Literasi sebagai rangkaian kecakapan membaca, menulis, berbicara, kecakapan berhitung, dan kecakapan dalam mengakses dan menggunakan informasi.
Kedua: Literasi sebagai praktik sosial yang penerapannya dipengaruhi oleh konteks.
Ketiga: Literasi sebagai proses pembelajaran dengan kegiatan membaca dan menulis sebagai medium untuk merenungkan, menyelidik, menanyakan , mengkritisi ilmu dan gagasan.
Keempat: Literasi sebagai teks yang bervariasi menurut subjek, genre, dan tingkat kompleksitas bahasa.‖
Baca Juga: Penilaian K13 Oleh Pendidik.
Dalam rangka mensukseskan Gerakan Literasi Nasional (GLN), tempat pertama yang relevan adalah sekolah. Sehingga di sekolah mulai dilaksanakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diintegrasikan dalam proses pembelajan.
Meskipun GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkan sejak tahun 2016, belum sepenuhnya menyentuh aspek pembelajaran.
Penerapan Strategi Literasi Melalui Pembelajaran Tahu Ingin Pelajari
Seorang guru dituntut untuk dapat menunjukkan kemampuan dalam menyampaikan pelajaran kepada peserta didik. Kemampuan menggunakan berbagai jenis strategi pembelajaran perlu dikuasai oleh guru pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif, efisien dan tepat sasaran.
Pemilihan strategi pembelajaran yang tepat akan berdampak pada tingkat penguasaan maupun prestasi belajar peserta didik.
Guru harus memahami bahwa strategi pembelajaran bukan masalah prosedur kegiatan, namun di dalamnya menyangkut materi pembelajaran.
Strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini pada berbagai tingkatan, untuk peserta didik yang berbeda, dalam konteks yang berbeda pula.
Oleh sebab itu strategi pembelajaran memgang peranan penting dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan ini admin akan menyampaikan salah satu jenis strategi pembelajaran dengan Tabel Tahu-Ingin-Pelajari (T-I-P). Strategi ini dianngap mampu mendukung dan mengemabngkan kegiatan literasi bagi peserta didik.
Strategi pembelajaran dengan memanfaatkan tabel Tahu-Ingin-Pelajari (T-I-P) ini merupakan strategi untuk membantu pemahaman teks. Pemahaman teks dilakukan dengan cara mengaktifkan pengetahuan latar belakang, bertanya, dan selanjutnya menentukan hal yang penting.
Tabel Tahu-Ingin-Pelajari (T-I-P) dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran dengan teks ekspositori atau nonfiksi dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Strategi pembelajaran ini dikembangkan dalam rangka meningkatkan budaya literasi di sekolah.
Keberhasilan proses pendidikan tergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi. Budaya literasi yang tertanam dalam diri peserta didik diyakini mampu mempengaruhi tingkat keberhasilannya, baik di sekolah maupun dalam kehidupan bermasyarakat.
Keterampilan membaca merupakan fondasi untuk mempelajari berbagai pengetahuan. Kemampuan literasi ini sangat penting bagi pertumbuhan intelektual peserta didik. Melalui membaca peserta didik dapat menyerap pengetahuan dan mengeksplorasi dunia yang bermanfaat bagi kehidupannya.
Mengembangkan Rasa Ingin Tahu
Setiap individu pasti memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap sesuatu yang belum diketahuinya. Dan ini sudah menjadi kodrat kita sebagai makhluk individu. Keingintahuan ini merupakan sikap dan atau tindakan yang dilakukan melalui kegiatan membaca, melihat, maupun mendengar.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara menumbuhkaan rasa ingin tahu pada diri peserta didik pada saat pembelajaran?
Sebenarnya cukup mudah menumbuhkan rasa ingin tahu pada diri peserta didik. Karena pada dasarnya setiap peserta didik merasa ingin tahu terhadap materi yang dipelajarinya. Strategi Literasi Melalui Pembelajaran Tahu Ingin Pelajari.
Untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dikalangan peserta didik, guru dapat menyampaikan bahwa materi pembejarannya bermakna bagi hidupnya. Selain itu guru juga dapat memberikan berbagai pertanyaan yang menggelitik, sehingga memancing daya imajinasi peserta didik.
Beberapa indikator yang menunjukkan munculnya rasa ingin tahu dalam diri peserta didik saat proses pembelajaran adalah:
- Pembelajaran berlangsung dalam kondisi yang menarik dan menyenangkan.
- Terjadinya komunikasi timbale balik antara guru dengan peserta didik pada saat peoses pembelajaran.
- Munculnya berbagai pertanyaan kritis terhadap materi yang sedang dipelajari.
- Berkembangnya keterampilan membaca, menulis, dan menyampaikan pendapat.
Masih banyak indikator munculnya rasa ingin tahu peserta didik yang dapat dirasakan oleh guru pada saat pembelajaran berlangsung. Seorang guru harus mempu meciptakan suasana di atas, apabila belum mampu maka guru harus selalu melakukan kegiatan reflektif.
Melalui rasa keingintahuannya peserta didik mulai belajar dan menemukan hal yang baru. Karena rasa ingin tahu merupakan tingkah laku untuk mengetahui dan terus mencari tahu terhadap suatu permasalahan.
Tabel Tahu Ingin Pelajari
Pemanfaatan Tabel Tahu Ingin Pelajari (T-I-P) diyakini mampu menuntun proses berpikir peserta didik. Proses berfikir ini terjadi pada saat peserta didik mulai membaca dan keterlibatan mereka dalam setiap langkah pada saat membaca.
Kegiatan diawali peserta didik mengidentifikasi apa yang sudah mereka ketahui tentang topik dalam bahan bacaan, dan apa yang ingin ditahui.
Strategi ini melibatkan peserta didik untuk mengungkapkan pengetahuan mereka sebelumnya dikaitkan dengan topik yang akan dibahas. Selanjutnya menentukan tujuan membaca, serta mengevaluasi pembelajaran masing-masing.
Berikut ini sintaks pembelajaran menggunakan tabel Tahu Ingin Pelajari (T-I-P).
- Guru memperlihatkan tabel Tahu Ingin Pelajari (T-I-P) kosong dan menjelaskan apa yang harus diisi di masing-masing kolom.
2. Dengan menggunakan bahan bacaan sesuai topik, guru menunjukkan bagaimana cara mengisi maing-masing kolom. Strategi Literasi Melalui Pembelajaran Tahu Ingin Pelajari.
3. Pada kolom TAHU (T)
Peserta didik mengelompokkan informasi yang sudah mereka ketahui tentang topik bahasan.
Langkah ini akan membantu peserta didik lebih siap dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik diminta mencari keterkaitan antara apa yang mereka ketahui dengan apa yang mereka baca dari materi bacaan.
4. Untuk kolom INGIN (I)
Peserta didik membuat berbagai pertanyaan tentang apa yang ingin mereka ketahui lebih jauh tentang topik bahasan.
Guru juga bisa meminta peserta didik untuk membaca cepat bahan bacaan sebelum mereka membuat pertanyaan. Keuntungan dari kegiatan membaca sekilas materi bacaan adalah peserta didik dapat membuat pertanyaan yang lebih relevan.
5. Kolom PELAJARI (P)
Langkah ini memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memahami apa yang menjadi tujuan mereka membaca. Kemudian dikaitkan dengan pertanyaan yang mereka buat di kolom pertama dan informasi yang mereka dapatkan selama membaca.
Di sini peserta didik mengidentifikasi apa yang telah mereka pelajari selama proses membaca. Langkah ini penting untuk membantu peserta didik mengidentifikasi informasi terbaru dan meringkas aspek-aspek penting dalam teks yang dibaca.
Dalam proses ini, peserta didik bisa melakukan refleksi tentang proses membaca mereka.
6. Pada tugas bacaan selanjutnyanya, guru meminta peserta didik untuk membuat tabel Tahu Ingin Pelajari (T-I-P) secara individu atau kelompok. Kemudian menyampaikan isi kolom (T) dan (I) di depan kelas. Setelah itu, peserta didik diminta membaca, dan kemudian melengkapi kolom (P).
7. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan bahwa tabel Tahu Ingin Pelajari (T-I-P) bisa digunakan untuk membantu mereka membaca dan belajar.
Pemanfataan startegi pembelajaran menggunakan tabel Tahu Ingin Pelajari (T-I-P) ini admin rujuk dari Manual Pendukung Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah. Buku manual tersebut dapat anda unduh di sini.
Demikianlah sekilas informasi terkait Penerapan Strategi Literasi Melalui Pembelajaran Tahu Ingin Pelajari. Selamat mencoba dan semoga pembelajaran yang disampaikan lebih bermakna bagi peserta didik.