Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Kurikulum 2013

Cahayapendidikan.com – Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Kurikulum 2013.

Antara discovery, inquiry dan problem solving mempunyai prinsip yang sama, tidak ada perbedaan yang prinsipil pada ketiga istilah ini.

Discovery learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui. Masalah yang diperhadapkan kepada peserta didik merupakan masalah yang direkayasa oleh guru.

Pada inqkuiry masalah yang dihadapkan kepada peserta didik bukan hasil rekayasa guru. Oleh sebab itu peserta didik harus berfikir untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian.

Sedangkan problem solving lebih memberi tekanan pada kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah.

Namun pada discovery learning materi tidak disampaikan secara final, tetapi peserta didik didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui. Selanjutnya diteruskan dengan mecari informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (mengkonstruksi) apa yang mereka ketahui dan pahami dalam laporan akhir.

Pemanfaatan model discovery learning ingin merubah kondisi belajar dari pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented. Mengubah modus ekspository di mana peserta didik hanya menerima informasi secara keseluruhan dari guru. Ke modus discovery di mana peserta didik menemukan informasi sendiri.

Menurut Bruner di dalam proses pembelajaran lebih mementingkan partisipasi aktif dari tiap peserta didik, dan memahami adanya perbedaan kemampuan.

Untuk menunjang proses pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang memfasilitasi rasa ingin tahu peserta didik pada tahap eksplorasi.

Lingkungan itu dinamakan discovery learning environment, yaitu lingkungan di mana peserta didik dapat melakukan eksplorasi. Dalam eksplorasi peserta didik dapat melakukan penemuan-penemuan baru yang belum dikenal atau pengertian yang mirip dengan yang sudah diketahui.

Lingkungan seperti ini bertujuan agar peserta didik dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lebih kreatif.

Baca Juga:

Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Kurikulum 2013

Dalam discovery learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, peserta didik dituntut melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi dan membandingkan. Selain itu juga mengategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan, serta membuat kesimpulan-kesimpulan.

Menurut Bruner dalam Budiningsih, 2005, bahwa pembelajaran akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada peserta didik. Untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang mereka jumpai dalam kehidupannya.

Tujuan akhir dalam discovery learning adalah seyogyanya guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjadi seorang yang mampu memecahkan masalah.

Akhirnya melalui kegiatan tersebut peserta didik akan menguasainya, menerapkan, serta menemukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya.

Demikian informasi terkait Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Kurikulum 2013, semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *