Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah – Merdeka Belajar

Cahayapendidikan.com – Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah – Merdeka Belajar.

Pada kesempatan yang baik ini, admin Cahayapendidikan akan berbagi sedikit informasi kepada rekan guru tentang Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah – Merdeka Belajar.

Dengan memahami Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah – Merdeka Belajar, rekan guru Sejarah akan dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna, pembelajaran perlu berpihak dan memberi kemerdekaan kepada peserta didik.

Merdeka belajar memungkinkan peserta didik terlibat dalam pembelajaran sesuai dengan tahap perkembangan dan karakteristiknya.

Keberhasilan pembelajaran tidak hanya bergantung pada pendidik.

Peran pemangku kepentingan lain sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran yang bermakna.

Ketika peserta didik menjadi seorang pelajar yang merdeka, peserta didik akan memiliki peluang untuk melakukan inisiatif, mempunyai suara dan kepemilikan pada proses pembelajaran

serta memiliki kesempatan untuk memberikan umpan balik baik kepada diri sendiri, peserta didik lain, kepada pendidik dan kepada para pemangku kepentingan lainnya.

Baca Juga:Contoh Soal AKM Kelas 9-10 Numerasi dan Literasi dengan Kunci Jawabannya

Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah Merdeka Belajar

Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah – Merdeka Belajar

Indonesia adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa.Negeri lautan dengan taburan pulau-pulau di atasnya.

Perpaduan lautan dan daratan dengan berbagai ragam potensi yang ada di dalamnya menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara Kepulauan (archipelago) terbesar di dunia.

Secara fisik Kepulauan Indonesia memiliki 1.904.569 km² luas wilayah, 18.108 jumlah pulau,

81.000 km² garis pantai, dan 2,7 juta luas perairan atau 70% dari luas wilayah Indonesia yang membentang dari 6⁰ 08’ LU – 11⁰ 15’ LS dan 94⁰ 45’ BT – 141⁰ 05’ BT.

Sedangkan secara kebudayaan, Indonesia adalah negara majemuk yang terdiri atas 1.331 suku bangsa, 652 bahasa daerah, 6 agama, dan 187 kelompok penghayat kepercayaan.

Indonesia diapit oleh Benua Asia dan Australia serta Samudera Hindia dan Pasifik,

sehingga secara geografis Indonesia menempati lokasi strategis dalam jalur lalu lintas masyarakat dunia.

Sudah sejak lama Indonesia menjadi tempat persinggahan berbagai bangsa, dengan turut membawa ragam budaya

dari tanah asalnya, dan berinteraksi dengan ragam budaya asli Indonesia.

Proses ini yang melahirkan berbagai bentuk budaya baru yang bercampur dalam balutan kearifan lokal,

kemudian membentuk model Indonesia dengan karakteristik Indonesia dan citarasa Indonesia.

Selain itu posisi Indonesia sebagai pusat persemaian dan penyerbukan silang budaya ikut melahirkan kultur masyarakat yang inklusif, plural,

serta mampu mengembangkan berbagai corak kebudayaan yang lebih banyak dibandingkan dengan kawasan dunia manapun.

Pemahaman dan kesadaran mengenai keindonesiaan wajib diketahui oleh segenap bangsa Indonesia, pertanyaan dari mana kita berasal, bagaimana keadaan kita sekarang,

dan kedepan mau berjalan kearah mana adalah berbagai pertanyaan menyangkut eksistensi kita sebagai bangsa atau bahkan manusia pada umumnya.

Kita juga harus menyadari bahwa bangsa ini lahir bukan dari persamaan suku, ras, budaya, atau agama,

melainkan karena adanya kesadaran serta kesepakatan untuk hidup bersama dalam sebuah bangsa yaitu Indonesia.

Kesadaran dan kesepakatan bersama ini diikat oleh fakta bahwa kita berangkat dari sejarah yang sama.

Berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia mulai dari asal usul nenek moyang dan jalur rempah,

masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia, masa Pendudukan Jepang,

dan masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan kemerdekaan, masa pemerintahan Demokrasi Liberal, dan Demokrasi Terpimpin,

masa Pemerintahan Orde Baru, sampai masa Pemerintahan Reformasi adalah sebuah perjalanan panjang melintasi ruang dan waktu,

dimana banyak terkandung pelajaran di dalamnya.

Perjalanan sejarah Indonesia juga dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi di dunia.

Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai Abad-21

adalah diantara peristiwa dunia yang berpengaruh secara langsung atau tidak langsung dengan Indonesia.

Transformasi pengetahuan atas masa lalu untuk dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian, dan sebagai bahan proyeksi untuk masa depan,

sebagai upaya memperkuat jati diri manusia dalam dimensi lokal, nasional, dan global hanya mungkin dilakukan melalui mata pelajaran Sejarah.

Dari sisi pengetahuan konten pembelajaran (pedagogical content knowledge) guru sejarah dalam mengajarkan sejarah harus utuh dan komprehensif.

Laksana orang menenun, sejarah harus disampaikan memanjang jalur atas-bawah dan melebar jalur kiri-kanan,

artinya berbagai pendekatan diakronis (kronologis) maupun sinkronis dapat digunakan untuk menjelaskan sebuah peristiwa sejarah secara utuh.

Begitu juga dengan muatan-muatan lain dalam sejarah perlu diajarkan secara multidimensional,

misalnya selama ini mempelajari sejarah lebih ditekankan kepada muatan politik atau militer,

maka sekarang ini kita dapat juga mengangkat muatan lokal, muatan sosial, muatan Hak Asasi Manusia (HAM), muatan feminis, muatan maritim, muatan agraris, muatan teknologi,

muatan lingkungan, muatan mitigasi, muatan kesehatan, muatan fashion, muatan kuliner, dan lain sebagainya secara terintegrasi dalam satu narasi sejarah.

Penjelasan sejarah yang utuh dan komprehensif dari berbagai pendekatan,

serta dengan memasukan berbagai muatan sejarah dan melibatkan ilmu-ilmu bantu lain,

kemudian dikombinasikan dengan penggunaan ragam model atau media pembelajaran inovatif,

niscaya akan membuat pembelajaran sejarah menjadi semakin kaya, berbobot, dan bermakna bagi kehidupan anak bangsa.

Peran guru sejarah dibutuhkan untuk membangun jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan dengan merangsang kebatinan serta nalar peserta didik

melalui keterampilan imajinatif, kreatif, kritis, dan reflektif yang bersandar pada sumber-sumber autentik.

Dari sini kita semakin menjadi yakin bahwa belajar sejarah sesungguhnya adalah belajar berpikir.

Selain itu belajar sejarah jangan sampai hanya sebatas lambang pemujaan masa lalu, dimana generasi muda hanya dapat terpesona

atau menjadi penikmat dari masa lalu yang gemilang, tanpa pernah berpikir untuk merencanakan bangunan masa depan mereka sendiri.

Secara progresif pembelajaran sejarah harus mampu mengkontekstualisasikan berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu dengan berbagai peristiwa yang dialami sekarang,

untuk kita dapat saling merenungi, mengevaluasi, membandingkan, atau mengambil keputusan, sekaligus sebagai orientasi untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.

Muara dari pembelajaran sejarah yang berorientasi pada keterampilan berpikir secara alamiah akan mendorong pembentukan manusia merdeka yang memiliki kesadaran sejarah dan selaras dengan Profil Pelajar Pancasila.

Tujuan Belajar Sejarah

Mata pelajaran Sejarah bertujuan untuk:

1. Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri;

2. Mengembangkan pemahaman kolektif sebagai bangsa;

3. Mengembangkan pemahaman tentang dimensi manusia, ruang, dan waktu;

4. Mengembangkan pemahaman tentang biografi tokoh meliputi pemikiran, tindakan, maupun karya-karyanya yang memiliki makna secara sosial;

5. Mengembangkan pemahaman dalam melihat hubungan atau keterkaitan antara peristiwa yang terjadi secara lokal, nasional, maupun global;

6. Mengembangkan pemahaman tentang perkembangan, kesinambungan, pengulangan, dan perubahan dalam kehidupan manusia;

7. Mengembangkan pemahaman dalam melihat sejarah secara utuh meliputi dimensi masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang;

8. Mengembangkan kecakapan berpikir diakronis (kronologi), sinkronis, kausalitas, imajinatif, kreatif, kritis, reflektif, kontekstual, dan multiperspektif;

9. Mengembangkan keterampilan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi). analisis dan sintesis sumber (interpretasi), dan penulisan sejarah (historiografi);

10. Mengembangkan keterampilan mengolah informasi sejarah secara non digital maupun digital dalam berbagai bentuk aplikasi sejarah

rekaman suara, film dokumenter, foto, maket, vlog, story board, timeline, infografis, videografis, komik, poster, dan lain-lain;

11. Mengembangkan nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan lingkungan;

12. Mengembangkan nilai-nilai kebinekaan dan gotong royong;

13. Mengembangkan rasa nasionalisme dan patriotisme;

14. Mengembangkan rasa bangga atas kegemilangan masa lalu (perrenialisme);

15. Mengembangkan masa lalu sebagai rekonstruksi sosial menuju masa depan; dan

16. Mengembangkan kesadaran sejarah.

Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah

Karakteristik mata pelajaran sejarah terikat oleh dimensi manusia, ruang, dan waktu.

Dimensi manusia dilihat sebagai agen yang menciptakan sejarah, secara individu ataupun kolektif,

dengan melihat dimensi pemikiran, mental kebatinan, rekam jejak, karya, serta biografi yang menjadi latar belakang manusia tersebut.

Lalu dimensi ruang dilihat dari tempat terjadinya sebuah peristiwa, dalam lingkup lokal, nasional, dan global,

dengan menarik hubungan antara satu peristiwa di satu tempat, dengan peristiwa di tempat lainnya.

Kemudian dimensi waktu dilihat secara kontekstual melewati masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang,

dengan memperhatikan pola perkembangan, perubahan, keberlanjutan, atau keberulangan dari sebuah peristiwa.

Dari sisi substansi, mata pelajaran sejarah berisikan berbagai peristiwa penting yang terjadi di Indonesia dalam lingkup lokal dan nasional,

mulai dari asal usul nenek moyang dan jalur rempah, masa Kerajaan Hindu-Buddha, masa Kerajaan Islam, masa penjajahan Bangsa Eropa, masa Pergerakan Kebangsaan Indonesia,

masa Pendudukan Jepang, masa Proklamasi Kemerdekaan, masa usaha mempertahankan kemerdekaan,

juga masa pemerintahan Demokrasi Liberal dan Terpimpin, masa pemerintahan Orde Baru, sampai masa pemerintahan Reformasi.

Mata pelajaran Sejarah juga mencakup berbagai peristiwa global yang memiliki keterkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Indonesia

seperti Revolusi Besar Dunia, Perang Dunia I dan II, Perang Dingin, dan Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21.

Secara pendekatan, mata pelajaran sejarah dapat dikaji dengan menggunakan berbagai pendekatan khas sejarah seperti diakronis (kronologi) maupun sinkronis.

Mata pelajaran sejarah juga memberikan pengalaman belajar saintifik yang diperoleh melalui tahapan mencari sumber (heuristik), kritik dan seleksi sumber (verifikasi), analisis dan sintesis sumber (interpretasi), sampai mengambil kesimpulan dan refleksi yang dituliskan secara historiografi.

1. Lingkup materi dalam mata pelajaran sejarah, yaitu:

a. Pengantar Ilmu Sejarah; b. Asal-Usul Nenek Moyang dan Jalur Rempah di Indonesia; c. Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia; d. Kerajaan Islam di Indonesia; e. Kolonisasi dan Perlawanan Bangsa Indonesia; f. Pergerakan Kebangsaan Indonesia; g. Pendudukan Jepang di Indonesia; h. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia; i. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan; j. Pemerintahan Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin; k. Pemerintahan Orde Baru; l. Pemerintahan Reformasi; m. Revolusi Besar Dunia; n. Perang Dunia I dan II; o. Perang Dingin; dan p. Peristiwa Kontemporer Dunia sampai abad-21.

2. Lingkup Strands Kecakapan dalam mata pelajaran Sejarah, meliputi:

a. Keterampilan Konsep Sejarah (Historical Conceptual Skills) b. Keterampilan Berpikir Sejarah (Historical Thinking Skills) c. Kesadaran Sejarah (Historical Consciousness) d. Penelitian Sejarah (Historical Research) e. Keterampilan Praktis Sejarah (Historical Practice Skills)

Demikian informasi terkait Tujuan dan Karakteristik Mata Pelajaran Sejarah Merdeka Belajar. Semoga Bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *