cahayapendidikan.com-Proses Disosiatif Dalam Interaksi Sosial Materi IPS Kelas 7 K13
Sebagai makhluk individual, secara kodrati manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Proses Disosiatif Dalam Interaksi Sosial Materi IPS Kelas 7 K13.
Sedangkan sebagai makhluk sosial, seseorang tidak dapat lepas dari orang lain. Untuk memenuhi kebutuhannya seseorang harus berinteraksi dengan orang lain.
Terjadi ketergantungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Itulah sebabnya manusia disebut sebagai mahluk sosial.
Karena adanya saling ketergantungan antar manusia yang satu dengan manusia yang lain, maka terjadilah hubungan timbal balik.
Hubungan timbal balik antarindivudu atau kelompok sering disebut dengan interaksi sosial.
Kunci terjadinya interaksi sosial adalah terjadinya komunikasi dan kontak sosial.
Kontak sosial terjadi bila melibatkan antarmanusia dan antarmanusia tersebut saling memberikan aksi dan reaksi.
Proses Disosiatif Dalam Interaksi Sosial Materi IPS Kelas 7 K13
Proses kontak sosial dapat berlangsung melalui dua bentuk, yaitu: kontak sosial secara langsung (face to face) dan secara tidak langsung (melalui media perantara).
Dalam menjalin kontak sosial diharapkan orang lain mengerti dan memahami pesan yang disampaikan.
Kontak sosial saja belum cukup untuk menjalin interaksi sosial dengan orang lain, masih dibutuhkan syarat lain yaitu: adanya komunikasi.
Agar orang lain mengerti dan memahami pesan yang disampaikan dibutuhkan apa yang disebut dengan komunikasi.
Dalam komunikasi kalian juga menggunakan kata-kata, yang mengandung arti bersama dan bersifat standar.
Komunikasi dengan menggunakan kata-kata ini disebut dengan komunikasi verbal.
Selain itu komunikasi juga dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa-bahasa isyarat tersebut disebut dengan komunikasi nonverbal.
Menganggukkan dan menggelengkan kepala, menangis, tertawa, tersenyum, dan mengepalkan tangan adalah contoh-contoh bahasa isyarat.
Dalam interaksi sosial tersebut tidak selalu berjalan baik, kemungkinan terjadi pertentangan atau peserselisihan.
Kondisi seperti itu dapat merenggangkan hubungan sosial atau bahkan dapat menyebabkan terjadinya konflik.
Baca juga: Bentuk Proses Asosiatif dalam interaksi sosial kelas 7
Konflik sosial dapat terjadi karena terdapat pihak yang melakukan penyimpangan terhadap keteraturan dalam masyarakat.
Sehingga terjadi pertentangan antara yang proketeraturan dan pelaku penyimpangan.
Namun demikian tidak semua pertentangan itu berifat negatif. Ada kalanya dengan adanyan pertentangan justru menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Proses disosiatif terjadi apabila seseorang atau sekelompok orang melakukan interaksi sosial yang mengarah pada konflik dan merenggangkan solidaritas kelompok.
Proses disosiatif disebut pula proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara yang bertentangan dengan seseorang ataupun kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun bentuk dari proses disosiatif terdiri atas kompetisi, kontravensi, dan pertentangan.
1.Kompetesi (competition)
Kompetesi (competition) merupakan suatu proses sosial ketika berbagai pihak saling berlomba dan berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
Kompetesi dapat terjadi apabila beberapa pihak menginginkan sesuatu yang jumlahnya sangat terbatas atau sesuatu yang menjadi pusat perhatian umum.
Di dalam Kompetisi diberlakukan norma dan nilai yang disepakati bersama. Sehingga di dalam persaingan jarang terjadi kekerasan atau ancaman.
Dengan demikian persaingan atau kompetisi dilakukan secara sehat atau sportif.
Karena sejak awal sudah disepakati aturan mainnya. Maka apaun hasil hasil dari suatu kompetisi akan diterima oleh berbagai pihak yang bersaing.
Karena tiap pihak telah menyadari pasti akan ada yang menang dan kalah.
Contoh kompetisi adalah pertandingan sepak bola, perlombaan balap sepeda, pemilihan ketua OSIS dsb.
Adapun contoh bidang-bidang persaingan misalnya ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan, persaingan kekuasaan, dan lain sebagainya.
Proses Disosiatif Dalam Interaksi Sosial Materi IPS Kelas 7 K13
Kompeteisi memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut.
1) Menyalurkan keinginan individu atau kelompok.
2) Menyalurkan kepentingan serta nilai-nilai dalam masyarakat.
3) Menyeleksi individu yang pantas memperoleh status, peran dan kemampuannya.
2. Kontravensi (contravention)
Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan tertentu.
Pada kontroversi merupakan bentuk interaksi sosial yang berada di antara persaingan dan konfl ik. Wujudnya antara lain, rasa tidak senang, kebencian.
Proses sosial ini ditandai adanya ketidakpuasan, ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan terhadap seseorang atau kelompok yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Penyebab kontravensi antara lain perbedaan sikap antara kalangan tertentu dengan kalangan lain dalam masyarakat.
Contoh kontravensi adalah perang dingin, maksudnya membuat lawan tidak tenang atau resah. Upaya menjatuhkan lawan secara psikologis.
Leopold von Wiese dan Howard Becker, mengemukakan lima bentuk kontravensi, yaitu:
1) Kontravensi umum.
Contohnya penolakan, perlawanan, protes, gangguan, dan mengancam pihak lawan.
2) Kontravensi sederhana
Contohnya menyangkal pernyataan orang di depan umum, dan memaki melalui surat selebaran atau mencerca.
3) Kontravensi intensif.
Contohnya penghasutan, penyebaran desas-desus, dan memfitnah.
4) Kontravensi rahasia.
Contohnya pembocoran rahasia, khianat, dan subversi.
5) Kontravensi taktis.
Contohnya mengejutkan pihak lawan, provokasi, dan intimidasi.
3. Pertikaian
Pertikaian merupakan proses sosial yang terjadi setelah kontravensi. Karena merupakan perselisihan sudah bersifat terbuka.
Hal ini terjadi karena semakin runcingnya pertentangan antarindividu dan atau antarkelompok dalam masyarakat.
Pertikaian dapat terjadi apabila individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan dengan jalan menentang pihak lain lewat ancaman atau kekerasan.
Rasa benci dan amarah yang memuncak akan mendorong meraka untuk melukai, menghancurkan, atau menyerang pihak lain.
4. Pertentangan (Konflik)
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu dan atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan cara mengancam pihak lawan.
Di dalam proses sosial, konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan yang sulit pertemukan atau didamaikan.
Perbedaan tersebut menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, dan keyakinan.
Contoh konflik dalam skala kecil, misalnya konflik dalam keluarga. Sedangkan konflik dalam skala besar, misalnya konflik antargolongan atau antarkampung.
Akibat pertentangan (konflik) harta benda hancur, kebahagiaan keluarga terampas, dan banyak nyawa terenggut secara paksa.
Proses Disosiatif Dalam Interaksi Sosial Materi IPS Kelas 7 K13
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik dalam masyarakat.
1) Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
2) Perbedaan latar belakang kebudayaan, ras, dan golongan.
3) Perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok.
4) Perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Konflik bisa membawa akibat positif asalkan masalah yang dipertentangkan dan kalangan yang bertentangan memang kontruktif.
Konflik merupakan proses disosiatif yang tajam. Meskipun begitu, sebagai salah satu proses sosial, konflik dapat berfungsi positif bagi masyarakat.
Hasil dan akibat suatu konflik sebagai berikut:
- Meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain,
- Keretakan hubungan pada individu antara anggota kelompok,
- Perubahan kepribadian individu,
- Kerusakan harta benda dan hilangnya nyawa manusia.
Bagi anda yang belum meimiliki dan menginginkan Buku Siswa IPS kelas 7 K13 edisi revisi 2016, silahkan anda download di tautan ini.
Demikianlah uraian materi tentang proses disosiatif dalam interaksi sosial, semoga bermanfaat khususnya adik-adik kelas 7 SMP/MTs.