Konflik dalam Kehidupan Sosial IPS Kelas-8 K13 Revisi Terbaru

Cahayapendidikan.com – Konflik dalam Kehidupan Sosial IPS Kelas-8 K13 Revisi Terbaru

Kita wajib bersyukur terlahir di bumi pertiwi tercinta Indonesia. Negara yang subur dengan hasil alam yang melimpah.

Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada pada 6o LU (Lintang Utara) – 11o LS (Lintang Selatan).

Dengan demikian Indonesia berada di daerah yang beriklim tropis. Iklim tropis dengan ciri curah hujan cukup tinggi mengakibatkan Indonesia tanahnya subur.

Berbagai flora hayati dapat tumbuh dengan subur di Indonesia.

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Jumlah pulau di Indonesia kini terdiri dari 16.056 pulau yang sudah diberi nama dan terverifikasi.

Data terbaru tersebut disampaikan pemerintah Indonesia saat konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat pada bulan Agustus 2017.

Data sebelumnya jumlah pulau di Indonesia sebanyak 13.466 pulau. Namun sejak tahun 2015 – Juli 2017 Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah memverifikasi pulau baru sebanyak 2.590 pulau.

Dengan jumlah pulau yang sangat banyak ini menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang majemuk atau plural.

Keanegaraman baik suku, ras, agama, Pekerjaan, bahasa dan sebagainya, hal ini juga bukti bahwa Indonesia bersifat plural.

Kata plural artinya majemuk / jamak, sedangkan pluralitas berarti kemajemukan.

Sehingga Pluralitas masyarakat Indonesia berarti kemajemukan atau kebhinekaan masyarakat Indonesia.

Kemajemukan yang ada di Indonesia menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang UNIK. Karena semakin banyak perbedaan semakin indah.

Saya mencontohkan dengan sebuah lukisan. Lukisan yang indah adalah lukisan yang mempunyai komposisi warna yang banyak.

Tentu hasil lukisan akan berbeda makna apabila hanya dilukis dengan dua warna, yaitu hitam  dan putih.

Begitu pula dengan banyaknya perbedaan di masyarakat akan memberikan keindahan bagi bangsa Indonesia.

Konflik dalam Kehidupan Sosial IPS Kelas-8 K13 Revisi Terbaru

Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya.

Konflik terjadi karena benturan kekuatan dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.

Sedangkan menurut Kartono, konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan

karena dua belah pihak yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda, yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan,

baik yang halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.

Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial 

Akar konflik adalah perbedaan. Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik yang biasanya terjadi dalam kehidupan manusia.

1) Perbedaan Individu

Manusia adalah individu yang unik. Jangankan manusia yang berbeda orang tua, suku, dan ras, manusia yang lahir dari dalam satu rahim pun memiliki banyak perbedaan.

Walaupun secara fisik sekilas sama, seperti dalam kasus bayi kembar, belum tentu pendirian dan perasaan kedua kembar tersebut sama.

Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial.

2) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan

Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda.

Dalam lingkup yang lebih luas, berbagai kelompok kebudayaan bisa saja memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berbeda-beda.

Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab kriteria tentang sopan-tidak sopan, pantas-tidak pantas, atau bahkan berguna atau tidak bergunanya sesuatu baik itu benda fisik maupun nonfisik bisa berbeda-beda.

3) Perbedaan Kepentingan

Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya.

Hal ini karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau mengerjakan sesuatu.

Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.

Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

Begitu pula dapat terjadi antarkelompok atau antara kelompok dan individu.

4) Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat

Perundang-undangan atau peraturan yang sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat biasanya dilakukan melalui berbagai kajian terlebih dahulu.

Hal ini dilakukan supaya masyarakat tidak kaget dengan perubahan yang tiba-tiba terjadi.

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan itu akan menyebabkan konflik sosial.

Akibat-akibat Konflik Sosial 

1) Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok

Dalam kasus peristiwa pertempuran Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan suku, agama, organisasi politik, dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan Inggris (Sekutu).

Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatan solidaritas sesama anggota kelompok (in-group solidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.

2) Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok

Konflik yang terjadi antarindividu atau antarkelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan, diman keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen.

3) Terjadinya Perubahan Kepribadian para Individu

Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik.

Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang diyakini.

4) Rusaknya Harta Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia

Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia. Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.

5) Terjadinya Akomodasi, Dominasi, Bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak yang Terlibat dalam Pertikaian.

Cara Menangani Konflik

Terdapat 5 (lima) cara yang biasanya digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan konflik sosial.

1) Menghindar

Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi konflik.

Dalam hal ini, dia mengorbankan tujuan pribadi ataupun hubungannya dengan orang lain. Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan dengannya.

Konflik dalam Kehidupan Sosial IPS Kelas-8 K13 Revisi Terbaru 

2) Memaksakan Kehendak

Terdapat individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling benar. Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan di pihaknya.

Karena itu, dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan menerima penyelesaian yang diinginkan.

Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan hubungan dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain.

Ia tidak peduli apakah orang lain menyukai dan menerima dirinya atau tidak. Ia menganggap bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara satu pihak harus menang.

3) Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain

Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Ia merasa bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat dibicarakan jika merusak hubungan baik.

Kekhawatiran konflik akan berlanjut, seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut.

Ia mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.

4) Tawar Menawar

Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.

5) Kolaborasi

Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan.

Atas dasar itu, dicarilah cara-cara untuk mencari cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak.

Ia berusaha memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari pemecahan yang memuaskan keduanya.

Demikian ulasan Konflik dalam Kehidupan Sosial IPS Kelas-8 K13 Revisi Terbaru, semoga bermanfaat.

Bagi anda yang menginginkan artikel terbaru dari Cahayapendidikan.com. silahkan klik pada Notify me of new post by email yang ada di bawah artikel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *