Mekanisme Pendengaran pada Manusia dan Hewan

Cahayapendidikan.com – Mekanisme Pendengaran pada Manusia dan Hewan.

Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu infrasonik, audiosonik, dan ultrasonik.

Bunyi infrasonik memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik hanya
mampu didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan anjing.

Sedangkan bunyi yang memiliki frekuensi 20-20.000 Hz disebut audiosonik. Manusia dapat mendengar bunyi hanya pada kisaran ini.

Bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz disebut ultrasonik. Kelelawar, lumba-lumba, dan anjing adalah contoh hewan yang dapat mendengar bunyi ultrasonik.

Mekanisme Pendengaran pada Manusia dan Hewan.

1. Mekanisme Pendengaran Manusia

Telinga merupakan salah satu panca indera kita yang berfungsi sebagai alat pendengaran.

Melalui telinga kita dapat mendengar berbagai suara yang berasal dari berbagai media di sekitar kita.

Telinga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga

Bunyi yang terdengar oleh telinga kita memerlukan medium untuk merambat.

Telinga luar dan telinga tengah terisi oleh udara dan rongga telinga dalam terisi oleh cairan limfa.

Baca Juga: Gangguan Sistem Pernapasan Manusia dan Pencegahannya

Struktur dan Fungsi Bagian pada Telinga
Bagian Penyusun TelingaFungsi
Bagian Luar
a. Daun telinga

Mengumpulkan gelombang suara ke saluran telinga

b. Saluran telinga
(menghasilkan minyak serumen)
Menangkap debu yang masuk ke saluran telinga Mencegah hewan berukuran kecil masuk ke dalam telinga
Bagian Tengah
a. Gendang telinga/ membran timpaniMenangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi getaran yang diteruskan ke tulang telinga
b. Tulang telinga (maleus/martil, inkus/landasan,
stapes/sanggurdi)
Meneruskan getaran dari gendang telinga ke rumah siput
c. Saluran eustachiusMenghubungkan ruang telinga tengah dengan rongga mulut (faring). berfungsi untuk menjaga tekanan udara antara telinga tengah dengan saluran di telinga luar agar seimbang. Tekanan udara yang terlalu tinggi atau rendah disalurkan ke telinga luar. dan akan mengakibatkan gendang telinga tertekan kuat sehingga dapat sobek.
Bagian Dalam
a. Rumah siput (koklea)Koklea merupakan saluran berbentuk spiral yang menyerupai rumah siput. Di dalam koklea terdapat adanya organ korti yang merupakan fonoreseptor.
Organ korti berisi ribuan sel rambut yang peka terhadap tekanan getaran. Getaran akan diubah menjadi impuls saraf di dalam sel rambut tersebut dan kemudian diteruskan oleh saraf ke otak.
b. Saluran gelang (labirin)Terdiri atas saluran setengah lingkaran (semi sirkularis) yang berfungsi untuk mengetahui posisi tubuh (alat keseimbangan).
Proses mendengar pada manusia melalui beberapa tahap.

1. Lubang telinga yang menerima gelombang dari sumber suara.

2. Gelombang suara yang masuk ke dalam lubang telinga akan menggetarkan gendang telinga (yang disebut membran timpani).

3. Getaran membran timpani ditransmisikan melintasi telinga tengah melalui tiga tulang kecil, yang terdiri atas tulang martil, landasan, dan sanggurdi.

4. Telinga tengah dihubungkan ke faring oleh tabung eustachius.

5. Getaran dari tulang sanggurdi ditransmisikan ke telinga dalam melalui membran jendela oval ke koklea.

6. Koklea merupakan suatu tabung yang bergulung seperti
rumah siput. Koklea berisi cairan limfa.

Getaran dari jendela oval ditransmisikan ke dalam cairan limfa
dalam ruangan koklea.

7. Di bagian dalam ruangan koklea terdapat organ korti. Organ korti berisi cairan sel-sel rambut yang sangat peka. Inilah reseptor getaran yang sebenarnya.

8. Sel-sel rambut ini akan bergerak ketika ada getaran di dalam koklea, sehingga menstimulasi getaran yang diteruskan oleh saraf auditori ke otak.

1A MEKANISME BUNYI

2. Pendengaran pada Hewan

Beberapa mamalia akan menggunakan daun telinga untuk memfokuskan suara yang diterimanya.

Sistem ini disebut sistem sonar yaitu sistem yang digunakan untuk mendeteksi tempat dalam melakukan pergerakan dengan deteksi suara frekuensi tinggi (ultrasonik).

Sonar atau Sound Navigation and Ranging merupakan suatu metode penggunaan gelombang ultrasonik untuk menaksir ukuran, bentuk, letak, dan kedalaman benda-benda.

a. Kelelawar

Kelelawar dapat mengeluarkan dan menerima gelombang ultrasonik dengan frekuensi di atas 20.000 Hz pada saat ia terbang.

Gelombang yang dikeluarkan akan dipantulkan kembali oleh objek yang akan dilewatinya dan diterima oleh receiver (alat penerima) yang berada di tubuh kelelawar.

Kemampuan kelelawar untuk menentukan lokasi ini disebut dengan ekolokasi.

1 Kelelawar

Rentang frekuensi yang mampu didengar oleh makhluk ini terbatas, sehingga kelelawar harus mampu menghindari efek Doppler yang muncul.

Menurut efek Doppler, jika sumber bunyi dan penerima suara keduanya tak bergerak, maka penerima akan mendengar frekuensi bunyi yang sama dengan yang dipancarkan oleh sumber suara.

Akan tetapi, jika salah satu dari sumber bunyi atau penerima suara tersebut bergerak, frekuensi yang diterima akan berbeda dengan yang dipancarkan.

Pada keadaan tersebut frekuensi suara yang dipantulkan dapat jatuh ke wilayah frekuensi yang tidak dapat didengar oleh kelelawar.

Agar dapat menghindari efek Doppler, kelelawar akan menyesuaikan besar frekuensi suara yang dipancarkannya.

Misalnya, kelelawar akan mengirimkan suara berfrekuensi tinggi untuk mendeteksi lalat yang bergerak menjauh, sehingga pantulannya tidak hilang.

b. Lumba-Lumba

Lumba- lumba dapat dilihat di permukaan air, namun sebagian besar waktu mereka di kedalaman lautan yang cukup gelap.

Sekalipun hidup di kedalaman lautan, lumba-lumba mempunyai sistem yang memungkinkan untuk berkomunikasi dan menerima rangsangan, yaitu sistem sonar.

Sama seperti pada kelelawar, sistem ini berguna untuk mengindrai benda-benda di lautan, mencari makan, dan berkomunikasi.

Cara kerja sistem sonar pada lumba-lumba:

Lumba-lumba bernapas melalui lubang yang ada di atas kepalanya.

Di bawah lubang ini, terdapat kantung-kantung kecil berisi udara.

Agar dapat menghasilkan suara berfrekuensi tinggi, lumba-lumba mengalirkan udara pada kantung-kantung ini.

Selain itu, kantung udara ini juga berperan sebagai alat pemfokus bunyi. Kemudian, bunyi ini dipancarkan ke segala arah secara terputus-putus.

Gelombang bunyi lumba-lumba akan dipantulkan kembali bila membentur suatu benda. Pantulan gelombang bunyi tersebut ditangkap di bagian rahang bawahnya yang disebut “jendela akustik”.

1 Lumba

Dari bagian tersebut, informasi bunyi diteruskan ke telinga bagian tengah, dan akhirnya ke otak untuk diterjemahkan.

Dengan cara tersebut, lumba-lumba mengetahui lokasi, ukuran, dan pergerakan mangsanya.

Lumba-lumba juga mampu saling berkirim pesan walaupun terpisahkan oleh jarak lebih dari 220 km.

Lumba-lumba berkomunikasi untuk menemukan pasangan dan saling mengingatkan akan bahaya.

Baca Juga: Getaran Gelombang dan Bunyi

Demikian ulasan materi Mekanisme Pendengaran pada Manusia dan Hewan. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *