Ciri Ciri Syair dalam Puisi Lama

Bertema.com – Ciri Ciri Syair dalam Puisi Lama.

Puisi lama yang berkembang di masyarakat kita adalah puisi peninggalan sastra Melayu, ada yang asli ada pula yang berasal dari Arab, Persia dan India.

Sebagai permualaan puisi lama adalah mantra dan bidal, yang kemudian muncul bentuk-bentuk pantun, syair, gurindam, kalimat-berirama.

Mantra adalah kata-kata yang mengandung kekuatan gaib, biasanya hanya diucapkan oleh orang-orang tertentu seperti dukun atau pawang.

Sehingga tidak setiap orang boleh mengucapkan mantra, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengucapan – menurut kepercayaan – dapat mendatangkan bahaya.

Sedangkan bidal sering dikenal dengan peribahasa terdiri atas pepatah, ungkapan, perumpaan, tamsil, ibarat dan pemeo.

Pada postingan kali ini admin akan meyampaikan Ciri Ciri Syair dalam Puisi Lama.

Syair merupakan salah satu puisi lama berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia.

Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”. Kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu tradisi sastra syair negeri Arab.

Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri Ciri Syair dalam Puisi Lama

Contoh Syair: Karya: Hamzah Fansuri

Inilah gerangan suatu madah

Mengarangkan syair terlalu indah

Membetuli jalan tempat berpindah

Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

——————————————–

Wahai muda kenali dirimu

Ialah perahu tamsil hidupmu

Tiadalah berapa lama hidupmu

Ke akhirat jua kekal hidupmu

——————————————–

Hai muda arif budiman

Hasilkan kemudi dengan pedoman

Alat perahumu jua kerjakan

Itulah jalan membetuli insan

——————————————–

Perteguh jua alat perahumu

Hasilkan bekal air dan kayu

Dayung pengayuh taruh di situ

Supaya laju perahumu itu

——————————————–

Sudahlah hasil kayu dan ayar

Angkatlah pula sauh dan layar

Pada beras bekal jantanlah taksir

Niscaya sempurna jalan yang kabir

Contoh Syair Karya Abdul Muluk

Berhentilah kisah raja Hindustan

Tersebutlah pula suatu perkataan

Abdul Hamid Syah Paduka Sultan

Duduklah baginda bersuka-sukaan

—————————————-

Abdul Muluk putra Baginda

Besarlah sudah bangsawan muda

Cantik majelis usulnya syahda

Tiga belas tahun umurnya ada

—————————————-

Parasnya elok amat sempurna

Patah majelis bijak laksana

Memebri hati bimbang gulana

Kasih kepadanya mulia dan hina

Adapun Ciri-ciri syair antara lain :

1. Setiap bait terdiri dari empat baris.

2. Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.

3. Bersajak a-a-a-a.

4. Semua baris adalah isi.

5. Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

Baca Juga:

1. KI-KD Bahasa Indonesia SMP MTS Menurut Permendikbud 37 Tahun 2018

2. Materi Bahasa Indonesia Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2017

3. Ciri ciri Pantun dalam Puisi Lama

4. Ciri ciri Gurindam dalam Puisi Lama

Demikianlah Ciri Ciri Syair dalam Puisi Lama yang dapat admin bagikan, semoga bermanfaat.

Bagi anda yang menginginkan artikel terbaru dari  Cahayapendidikan.com silahkan klik pada Notify me of new post by email yang ada di bawah artikel.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *